Persepsi
Apresiatif
Dari
Pertunjukan Tugas Akhir Angkatan 14 Dengan Judul Perempuan Dalam Bingkai
Jendela
Cerita ini berawal dari
manusi yang tidak pernah puas dengan apa yang telah dimilikinya baik itu harta, tahta, maupun wanita
sekalipun. Terkadang dorongan hasrat untuk memiliki itu tidak bisa memandang
kawan atau lawan yang sedang berhadapan denganya. Segala cara dirancang untuk
memenuhi hasrat tersebut. Tanpa memberikan batas untuk ketidakpuasan itu, tidak
jarang pelakunya juga mengalami kehilangan apa yang telah menjadi miliknya.
Begitulah tindakan yang dilakukan Anggun nan
tongga ketika keinginan untuk memiliki Intan Korong istri dari Laksamana.
Keinginan tersebut bermuara pada perselisihan yang terjadi akibat kecemburuan
Laksamana ketika melihatistrinya bermesraan denagn Anggun nan tongga. Tidak
berhenti disitu, setelah perselisihan terjadi Gondan gondoriah yang merupakan
istri dari Anggun nan tongga memutuskan untuk meninggalkannya. Hasrat itu
berbuah sesal yang tidak ada gunanya.
Itu adalah synopsis
dari cerita naskah lakon “Anggun Nan Tongga” yang sudah di adaptasi kembali
menjadi naskah lakon yang berjudul “Perempuan Dalam Bingkai Jendela” karya Edy
Suisno S.sn. M.sn, salah seorang Dosen Institus Seni Indonesia Padangpanjang.
Pertunjukan dengan
durasi 1 jam 45 menit ini diperankan oleh beberapa actor pendukung yang
memainkan tokoh yang bernama Anggun nan tongga, Ibunda ratu, Gondan gondoriah,
Laksamana, Intan Korong. Ini adalah beberapa tokoh yag membantu berlansungnya
cerita dari naskah lakon “Perempuan Dalam Bingkai Jendela” karya Edy Suisno
S.sn M.sn. pertunjukan tersebut juga di meriahkan dengan penari latar yang
sangat menarik perhatian penonton sehingga membuat penonton tidak merasakan
sebuah ke bosanan.
Ditambah dengan musik
pendukung yang mengiringi selama pertunjukan itu berlangsung hingga selesai
pertunjukan.Adegan demi adegan didalam naskah lakon “Perempuan Dalam Bingkai”
karya Edy Suisno S.sn M.sn ini memiliki kesinambungan antaratokoh satu dengan
tokoh yang lainya. Pertunjukan yang di hiasi oleh pencahaan yang sangat bagus.
Setinggan panggung yang melihatkan dengan sangat jelas tentang bagaimana
seseorang yang memiliki kekuasaan tertinggi.
Saya selaku seniman
yang memberikan kritikan terhadap pertunjukan naskah lakon “Perempuan Dalam
Bingkai Jendela” karya Edy Suisno S.sn M.sn ini tentu saja mendapatkan
informasi yang jelas sehingga saya bisa memberikan kritikan ini dalam bentuk
sebuah tulisan. Setelah memberikan
deskripsi tentang bagaimana cerita dalam naskah lakon “Perempuan Dalam Bingkai
Jendela” karya Edy Suisno S.sn M.sn ini maka penulis juga memberikan analisis
pertunjukan tersebut sesuai dengan perspektif penulis setelah menonton
pertunjukan.
Penulis mendapatkan
sebuah tema sendiri didalam pertunjukan naskah lakon “Perempuan Dalam Bingkai
Jendela” Karya Edy Suisno S.sn M.sn ini, yaitunya “penyesalan seorang istri yang
telah dikecewakan”. dengan alasan istri dari Anggun nan tongga yang
merupakan seorang calon pewaris tahta dari Ibunda ratu ternyata diam-diam
menyimpan perasaan kepada istri dari Laksamana yang bernama Intan Korong.
Sehingga membuat istrinya sendiri pergi meninggalkan Anggun nan tongga.
Setelah penulis
mendapatkan sebuah Tema yang berbeda, selanjutnya penulis juga akan memberikan
sedikit ulasan tentang plot/alur, penokohan, latar, dan dialeg yang digunakan
di dalam pementasan naskah lakon “Perempuan Dalam Bingkai Jendela” Karya EEdy
Suisno S.sn M.sn.
Plot/alur yang terdapat didalam naskah lakon “Perempuan Dalam Bingkai Jendela” Karya Edy Suisno S.sn M.sn ini yaitu episodic. Hal ini ditandai dengan peristiwa dalam lakon yang ceritanya berkisah tentang seorang tokoh yang hidup dengan tidak ada masalah lalu tiba-tiba datang sebuah masalah sehingga membuat semuanya menjadi berubah begitu cepat.
Eksposisi dari cerita naskah lakon “Perempuan Dalam Bingaki
Jendela” Karya Edy Suisno S.sn M.sn ini terlihat jelas dari pertama kali para
pemain memulai pertunjukan tersebut dengan di iringi oleh musik yang sangat
mendukung suasana yang dihadirkan di dalam naskah tersebut.
Conflication
dari pertunjukan tersebut terlihat pada saat Laksamana mengalami perselisihan
dengan Anggun nan tongga lantaran ia diam-diam memilki perasaan yang sama
dengan istrinya Laksamana yaitu Intan Korong.
Klimaks
ini terjadi pada saat penobatan dari ANggun nan tongga yang dihalangi oleh
Laksamana karena ia masih tidak terima dengan apa yag sudah ia lakukan terhadap
istrinya Intan Korong.
Terakhir yaitu Resolusi, resolusi yang
terdapat dalam pertunjukan tersebuat ialah pada saat Gondan gondoriah memutuskan
untuk meninggalkan Anggunan tongga Setelah ia mengetahui perbuatan suaminya itu
dengan istri dari Laksamana seorang yang sangat dekat dengan Ibunda ratu untuk pergi ke Makasar lantaran ia merasa
telah di kecewakan oleh suaminya sendiri yaitu Anggun nan tongga.
Selanjutnya
penulis juga menemukan sebuah penokohan, setiap tokoh yang ada di dalam naskah
lakon “Perempuan Dalam Bingkai Jendela” Karya Edy Suisno S.sn M.sn ini memilki
hubungan antara tokoh satu dengan tokoh yang lainya. Dimulai dari Anggun nan
tongga adalah putra dari Ibunda ratu seorang pewaris tunggal yang memiliki
istri yang bernama Gondan gondoriah, lalu laksamana seorang pengawal Ibunda
ratu yang dulunya juga pernah menjalin sebuah hubungan special namun laksamana
memutuskan hanya mengabdi saja kepada Ibunda dan menikahi Intan Korong.
Latar
waktu terjadi di dalam kerajaan Ibunda ratu.
Dialeg yang
digunakan pun menggunakan bahasa Indonesia yang sedikit-sedikit di masukan
beberapa bahasa minang yang di dalamnya ada sebuah pepatah juga.
Interpretasi yang di
dapat didalam pertunjukan tersebut adalah penempilan pertunjukan seni yang di
dalamnya terdapat unsure kebudayaan yang sangat kental.
Dapat disimpulkan bahwa
dimanapun dan siapapun masih tetap bisa menonton dan menyaksikan pertunjukan
seni yang masih terdapat unsure kebudayaan di dalamnya, jadi tidak hanya
melestarikan tetapi juga membertahukan kepada khalayak ramai bahwa kebudayaan
itu adalah sebuah ciri khas yang ada di masing-masing daerah yang bisa di lihat
oleh semua orang.
Pembahasan penulis yang
terakhir yaitu sebuah Evaluasi, disini penulis mencoba memberikan evaluasi dari
pertunjukan yang sudah penulis tonton.
Pertunjukan yang
ditampilkan kepada penonton sangat berkesan di mata penonton karena di
tampilkan dalam bentuk yang mengedepankan budaya.
Pesan penulis Sebuah proses tidak menghianati hasil, jadi
proses yang sangat matang akan memberikan hasil yang sangat setimpal dengan
kerja keras kita.
Komentar
Posting Komentar